Jumat, 29 Januari 2016

Mengapa Nahdhatul Ulama mendukung Syiah?...


Mengapa Nahdhatul Ulama mendukung Syiah?
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat. “Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita,” kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.
Menurut dia, Syiah merupakan salah satu sekte Islam yang sudah ada sejak 14 abad lalu. Sekte ini pun ada di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia. “Pusatnya memang di Iran,” ujar Said.
Dalam pertemuan-pertemuan resminya KH. Aqil Siradj sering mengutip pernyataan pendahulunya Al-Marhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): “NU (Nahdhatul Ulama itu Syiah minus Imamah, dan Syiah itu NU plus Imamah.” Terlalu banyak kesamaan NU dan Syiah. Bahkan peran dan posisi kiyai dalam tradisi NU sangat mirip dengan peran dan posisi Imam dalam tradisi Syiah. Hanya, di NU konsep itu hadir dalam wujud budaya, sementara di Syiah dalam bentuk teologi. Ini substansi pernyataan Gus Dur di atas.
Sabtu, 06/08/2011 18:33
Kiai Said: NU dan Syiah Banyak Ketemu
Jakarta, NU Online
Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, antara NU dan penganut Syiah, banyak memiliki kesamaan dalam tradisi, yaitu sama-sama menghormati ahlul bait, atau keturunan Rasulullah. 
Dikatakannya, Rasulullah suatu menegaskan, dirinya tidak meminta upah dalam mengembangkan Islam, tetapi meminta agar umat Islam menghormati anak cucunya. “Kita ini bukan siapa-siapa, kecuali satu saja, mencintai keluarga Rasul,” paparnya dalam pertemuan antara Jamiyyatul Qurra wal Huffadz NU dan Iran di gedung PBNU, Sabtu (6/8).
Dituturkannya, pasca khulafaurrasyidien, orang Arab sibuk berpolitik dan terpecah belah. Ini mengakibatkan dunia ilmu pengetahuan didominasi oleh orang luar Arab. Kang Said menyebutkan sejumlah ilmuwan yang berasal dari Iran, diantaranya Imam Ghozali, Imam Ghozali, Abu Jafar Attabari, Umar bin Ubait, Washil bin Atho, Jabin bin Hayya, Ibu Sina, Al Farabi, Arrazi, Al Juwaidi dan lainnya. 
Demikian pula, penyebaran Islam di Indonesia melalui jalur Persia, selanjutnya masuk ke Gujarat sampai akhirnya tiba di Indonesia. TAk heran, Sunan Ampel merupakan salah satu keturunan dari Ja’far Shodik.
Pernyataan Para Ulama Sunni terhadap Syiah
1.    Risalah Amman, “Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat madzhab Ahlussunnah (Hanafi, Syafi’i, Maliki, Hanbali), dua madzhab Syi’ah Ja’fariyyah dan Zaidiyyah, madzhab Ibadhiyyah dan madzhab Dzahiriyyah adalah Muslim. Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan. Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf  (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.” (ammanmessage.com)
2.    Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat): “Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam.” (rakyatmerdekaonline.com)
3.    Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU): “Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.” (tempo.co)
4.    Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama Muslim.” (republika.co.id)
5.    KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur): “Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah.”
6.    Prof. Dr. Amin Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah dan Syiah adalah madzhab-madzhab yang legitimate dan sah saja dalam Islam.” (satuislam.wordpress.com)
7.    Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): “Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama, al-Qurannya dan nabinya juga sama.” (republika.co.id)
8.    Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah): “Kalau Syiah di kalangan madzhab, dianggap sebagai madzhab kelima.” (okezone.com)
9.    Marzuki Alie (Ketua DPR RI): “Syiah itu madzhab yang diterima di negara manapun di seluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah adalah aliran sesat.” (okezone.com)
10.    KH Nur Iskandar SQ (Ketua Dewan Syuro PPP): “Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah.” (inilah.com)
11.    KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia): “Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermadzhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam.” (tempointeraktif)
12.    Syaikh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang juga seorang ulama Sunni mengatakan: “Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima ikhwan Syiah sebagai madzhab kelima? Hal yang mengherankan adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak: “Tidak ada Sunni atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka: “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah!” Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah-belah. Bisakah Anda membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari Muslim dunia dan 10%-nya adalah Syiah yang ingin menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang seharusnya ketakutan.
Dari kutipan-kutipan diatas kita bisa lihat bahwa ternyata ideologi Syiah sudah menggerogoti banyak kampus Islam di dunia, sehingga para lulusannya yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan Ormas Islam menjadi lemah dan kompromistis. Entahlah apa mereka sempat mempelajari agama sempalan ini dengan lengkap atau tidak. Alhamdulillah masih ada kelompok umat Islam yang tidak terkelabui. Walaupun harus rela dapat stempel WAHABI dari mereka, yang penting kesadaran akan bahaya Syiah tetap ada. Berikut pandangan ulama besar Syaikh Hasyim Asy'ari dan NU tentang syiah:
Beliau berkata: “Di zaman akhir ini tidak ada madzhab yang memenuhi persyaratan kecuali madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). Adapun madzhab yang lain seperti madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti” (Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, halaman 9).
Lantas apa landasan Syaikh Hasyim mengatakan demikian?
Landasannya yaitu hadis yang ditulis Ibnu Hajar dalam Al-Shawa’iq al-Muhriqah.
Nabi SAW bersabda:
“Apabila telah Nampak fitnah dan bid’ah pencacian terhadap sahabatku, maka bagi orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut tidak melakukan hal tersebut (menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci sahabat) maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar