Mengapa Nahdhatul Ulama mendukung Syiah?
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran
Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat. “Tidak sesat,
hanya berbeda dengan kita,” kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di
kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.
Menurut dia, Syiah merupakan salah satu sekte Islam yang
sudah ada sejak 14 abad lalu. Sekte ini pun ada di berbagai belahan
bumi, termasuk Indonesia. “Pusatnya memang di Iran,” ujar Said.
Dalam pertemuan-pertemuan resminya KH. Aqil Siradj
sering mengutip pernyataan pendahulunya Al-Marhum KH. Abdurrahman Wahid
(Gus Dur): “NU (Nahdhatul Ulama itu Syiah minus Imamah, dan Syiah itu NU
plus Imamah.” Terlalu banyak kesamaan NU dan Syiah. Bahkan peran dan
posisi kiyai dalam tradisi NU sangat mirip dengan peran dan posisi Imam
dalam tradisi Syiah. Hanya, di NU konsep itu hadir dalam wujud budaya,
sementara di Syiah dalam bentuk teologi. Ini substansi pernyataan Gus
Dur di atas.
Sabtu, 06/08/2011 18:33
Kiai Said: NU dan Syiah Banyak Ketemu
Kiai Said: NU dan Syiah Banyak Ketemu
Jakarta, NU Online
Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, antara NU dan penganut Syiah, banyak memiliki kesamaan dalam tradisi, yaitu sama-sama menghormati ahlul bait, atau keturunan Rasulullah.
Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, antara NU dan penganut Syiah, banyak memiliki kesamaan dalam tradisi, yaitu sama-sama menghormati ahlul bait, atau keturunan Rasulullah.
Dikatakannya, Rasulullah suatu menegaskan, dirinya tidak
meminta upah dalam mengembangkan Islam, tetapi meminta agar umat Islam
menghormati anak cucunya. “Kita ini bukan siapa-siapa, kecuali satu
saja, mencintai keluarga Rasul,” paparnya dalam pertemuan antara
Jamiyyatul Qurra wal Huffadz NU dan Iran di gedung PBNU, Sabtu (6/8).
Dituturkannya, pasca khulafaurrasyidien, orang Arab
sibuk berpolitik dan terpecah belah. Ini mengakibatkan dunia ilmu
pengetahuan didominasi oleh orang luar Arab. Kang Said menyebutkan
sejumlah ilmuwan yang berasal dari Iran, diantaranya Imam Ghozali, Imam
Ghozali, Abu Jafar Attabari, Umar bin Ubait, Washil bin Atho, Jabin bin
Hayya, Ibu Sina, Al Farabi, Arrazi, Al Juwaidi dan lainnya.
Demikian pula, penyebaran Islam di Indonesia melalui
jalur Persia, selanjutnya masuk ke Gujarat sampai akhirnya tiba di
Indonesia. TAk heran, Sunan Ampel merupakan salah satu keturunan dari
Ja’far Shodik.
Pernyataan Para Ulama Sunni terhadap Syiah
1. Risalah Amman, “Siapa saja yang mengikuti dan
menganut salah satu dari empat madzhab Ahlussunnah (Hanafi, Syafi’i,
Maliki, Hanbali), dua madzhab Syi’ah Ja’fariyyah dan Zaidiyyah, madzhab
Ibadhiyyah dan madzhab Dzahiriyyah adalah Muslim. Tidak diperbolehkan
mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang
disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari
pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas tidak boleh
dihalalkan. Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja
yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf
(sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja
yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.” (ammanmessage.com)
2. Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat): “Syiah
bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi
Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam.”
(rakyatmerdekaonline.com)
3. Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU):
“Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di
universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.”
(tempo.co)
4. Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP
Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan
yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam
keluarga besar sesama Muslim.” (republika.co.id)
5. KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur): “Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah.”
6. Prof. Dr. Amin Rais (Mantan Ketua PP
Muhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah dan Syiah adalah madzhab-madzhab
yang legitimate dan sah saja dalam Islam.” (satuislam.wordpress.com)
7. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta): “Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam
perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama,
al-Qurannya dan nabinya juga sama.” (republika.co.id)
8. Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif (Cendikiawan Muslim,
Mantan Ketua PP Muhammadiyah): “Kalau Syiah di kalangan madzhab,
dianggap sebagai madzhab kelima.” (okezone.com)
9. Marzuki Alie (Ketua DPR RI): “Syiah itu madzhab
yang diterima di negara manapun di seluruh dunia, dan tidak ada satupun
negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah adalah aliran sesat.”
(okezone.com)
10. KH Nur Iskandar SQ (Ketua Dewan Syuro PPP): “Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah.” (inilah.com)
11. KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia): “Dengan
tergabungnya Iran yang mayoritas bermadzhab Syiah sebagai negara Islam
dalam wadah OKI, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu
sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang
tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam.”
(tempointeraktif)
12. Syaikh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang juga
seorang ulama Sunni mengatakan: “Saya katakan kenapa Anda tidak bisa
menerima ikhwan Syiah sebagai madzhab kelima? Hal yang mengherankan
adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak
mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak: “Tidak ada Sunni
atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka:
“Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah!” Sikap seperti ini adalah penyakit
dari setan yang ingin memecah-belah. Bisakah Anda membayangkan, kita
Sunni adalah 90% dari Muslim dunia dan 10%-nya adalah Syiah yang ingin
menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti
mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang seharusnya
ketakutan.”
Dari kutipan-kutipan diatas kita bisa lihat bahwa ternyata ideologi Syiah sudah menggerogoti banyak kampus Islam di dunia,
sehingga para lulusannya yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan
Ormas Islam menjadi lemah dan kompromistis. Entahlah apa mereka sempat
mempelajari agama sempalan ini dengan lengkap atau tidak. Alhamdulillah masih ada kelompok umat Islam yang tidak terkelabui. Walaupun harus rela dapat stempel WAHABI dari
mereka, yang penting kesadaran akan bahaya Syiah tetap ada. Berikut
pandangan ulama besar Syaikh Hasyim Asy'ari dan NU tentang syiah:
Beliau berkata: “Di zaman akhir ini tidak ada madzhab
yang memenuhi persyaratan kecuali madzhab yang empat (Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hambali). Adapun madzhab yang lain seperti madzhab Syi’ah
Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga
pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti” (Muqaddimah Qanun Asasi li
Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, halaman 9).
Lantas apa landasan Syaikh Hasyim mengatakan demikian?
Landasannya yaitu hadis yang ditulis Ibnu Hajar dalam Al-Shawa’iq al-Muhriqah.
Nabi SAW bersabda:
“Apabila telah Nampak fitnah dan bid’ah pencacian
terhadap sahabatku, maka bagi orang alim harus menampakkan ilmunya.
Apabila orang alim tersebut tidak melakukan hal tersebut (menggunakan
ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci sahabat) maka baginya laknat
Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar