Karang Tolik (Mentol Cilik) dahulu merupakan karang raksasa. Namun semakin kecil karena gerusan ombak |
Sri Margana dulu pernah menulis dalam salah satu desertasinya yang berjudul Nusa Barong on Fire tentang
perlawanan rakyat di pulau terluar Jember itu. Sejarah samar-samar
tentang pulau ini pernah menjadi kerak yang terlupakan. Namun perjalanan
ekspedisi Nusa Barong 2012 yang diadakan oleh Balah Konservasi Sumber
Daya Alam (BKSDA) Bidang III Jember, sedikit banyak mampu membuka tabir
misteri yang menyelimuti pulau tak berpenghuni ini.
Dalam pandangan
masyarakat Puger sendiri, Pulau Nusa Barong dipercaya sebagai pulau yang
dihuni oleh para demit (bangsa mahluk halus), sehingga tak akan ada
penduduk yang berani tinggal didalamnya. Namun asumsi ini dibantah oleh
Walidin, warga Puger dan mitra binaan BKSDA, yang sejak usia lima tahun
telah ikut dan bermain dikawasan pulau tersebut. “Tidak ada mahluk
halus. Kalaupun ada mereka tak akan mengganggu jika tak diganggu,” jelas
Idin, begitu ia disapa.
Narasi sejarah memang
telah menutup jejak jika di tahun 1700-an Pulau Nusa Barong merupakan
pulau yang telah dihuni oleh penduduk multi etnis nusantara. Tak hanya
itu kawasan ini menjadi tanah perlawanan rakyat bagi mereka yang tak
ingin ditindas oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). “Banyak
yang bilang begitu, tapi saya tak tahu pasti. Soalnya di dalam pulau
atau dipinggir pantai tak ada buktinya (jika pernah ditinggali
manusia),”.
Pulau Nusa Barong
sendiri merupakan pulau kecil, terletak 3 mil dari pantai Puger. Secara
geologis pulau ini bisa dicapai dengan menggunakan kapal laut atau
helicopter. Namun pertemuan lautan lepas pantai Australia dan dekat
dengan lautan Pacifik membuat pulau ini dikelilingi arus laut yang kuat
dan angin yang kencang. “Kalau sidah musim angin (muson) barat. Sudah
libur para nelayan. Mau dibalik ombak ya silahkan melaut,”.
Dalam Nusa
Barong On Fire, Sri Margana mengisahkan bahwa sebelum Blambangan
ditaklukkan oleh VOC pada tahun 1768. Pulau Nusa Barong secara ekonomi
sangat penting bagi Blambangan. Nusa Barong merupakan penghasil sarang
burung yang signifikan bagi penguasa Blambangan. Hasil produksi sarang
burung itu dikirimkan ke para pedagang Cina. “Sarang burung itu adanya
di goa dan tebing pinggir pantai. Tapi sekarang susah dicari. Bahaya,”.
Saat
terjadi perang antara kerajaan Blambangan melawan VOC pada kisaraan
1767-1768, banyak rakyat Blambangan dan Lumajang banyak mengungsi ke
Pulau Nusa Barong. Sehinga pada tahun 1772 terdapat 250 keluarga atau
1000-an jiwa yang mengelompok dalam 7 perkampungan di Pulau itu. Semua
ini didapatkan oleh Sri Margana melalui penelitian panjang dari sastra
lisan dan catatan sejarah yang ditinggalkan VOC.
Teluk Kandangan : Lokasi dimana tim ekspedisi bersandar. |
Lalu pada
1773 perkembangan politik di Nusa Barong menjadi perhatian utama Belanda
yang ada di Surabaya. Ekspedisi militer mulai disusun untuk menumpas
perlawanan masyarakat Nusa Barong. Namun perlawanan sengit masyarakat
pulau itu membuat VOC kewalahan. Hal ini memaksa Gubernur Semarang
menyiapkan serangan serentak setelah empat tahun berikutnya, tepatnya
tahun 1977.
Akhirnya, tepatnya
tanggal 17 Agustus 1977, pasukan gabungan orang-orang Belanda memulai
serangan serentak dibawah komandan Adriaan van Rijk di pulau Nusa
Barong. Dalam peperangan yang berjalan tak seimbang tersebut, sebanyak
27 pejuang Nusa Barong terbunuh. Sementara yang lainnya melarikan diri.
Benteng-benteng pertahanan dan rumah para penduduk dirobohkan.
Selepas ditumpasnya
perlawanan masyarakat Pulau Nusa Barong, pemerintah Hindia Belanda
lantas memerintahkan agar pulau itu ‘dibersihkan’. Dengan menjauhkan
lalu lalang para pedagang bebas, serta orang-orang pribumi untuk
mengunjungi pulau tersebut. Sampai pada akhirnya pada 11 Juli 1920
Gubernur Jendral Belanda saat itu mengeluarkan keputusan No. 46 Stbl
1920 No. 736 yang membuat pulau itu sebagai sebuah cagar alam.
Vegetasi Pulau Nusa Barong terdiri dari Hutan Hujan, Hutan Payau dan Rawa-rawa |
Hal ini lantas diperbaharui Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 110/ VIII/1957. Dheny Mardiono S.Hut
M.Sc, salah satu staff BKSDA Bidang HII Jember, menuturkan bahwa
perubahan ini meningkatkan status Nusa Barong sebagai Cagar Alam dengan
radius satu kilometer dari pantai. ”Nusa Barong ii pulau terluar sisi
selatan Jawa. Ini juga merupakan aset karena adanya Zona Ekonomi
Ekslusif (ZEE),”.
Keberadaan Nusa Barong
membuat lepas pantai Indonesia bertambah 200 mill ke selatan sehingga
menambah luas daerah teritorial Indonesia. Pulau ini menjadi sebuah
monumen historis, politis dan ekonomis bagi bangsa Indonesia. Sehingga
keberadaanya perlu dijaga dan dilindungi semaksimal mungkin. “Selain itu
lokasi ini ideal sebagai perlindungan satwa karena susah dicapai.
Kecuali oleh pencuri telur penyu yang nekat,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar