Kamis, 06 Oktober 2016

Kisah Indonesia si "Macan Asia" menyusup Australia


Pada awal tahun 60-an, Indonesia menjadi sebuah negara yang disegani oleh negara-negara lain disekelilingnya. Penyebabnya karena Angkatan Udara (kala itu namanya AURI) telah memiliki pesawat jet pembom stategis Tu-16 dan Tu-16 KS. Dapat dikatakan Indonesia saat itu mempunyai kekuatan udara terkuat di bumi bagian selatan. Sebagai contoh misalnya, beberapa negara besar saja seperti China, India, dan Australia belum mempunyai  pesawat pembom strategis atau jet tempur Mach 2, Indonesia sudah mempunyai pesawat pembom Tu-16. Juga pesawat tempur sergap dengan kecepatan Mach-2, seperti Mig-21, Mig-19, Mig-17.  Hanya AS yang mempunyai pembom strategis (B-58 Hustler), dan Inggris dengan V bombernya (Vulcan, Victor, serta Valiant), selain Rusia sendiri. Khusus untuk TU-16, selain Indonesia, negara lain yang mengoperasikan adalah  Mesir.  Pada era tahun 60-an, Tu-16 adalah pesawat yang paling ditakuti, karena jangkauan terbangnya hingga 7.200 km, kecepatan mencapai 1.050 km per jam, dan ketinggian terbang hingga 12.800 km (39.400 feet). Versi Tu-16 (Badger A) mampu membawa muatan bom seberat 9.000 kg (9 ton), versi Tu-16 KS (Badger B) , selain membawa bom juga  mampu membawa dua buah peluru kendali udara permukaan KS-1 (AS-1 Kennel).  Skadron Tu-16 yang terdiri dari 12 pesawat, menjadi kekuatan skadron Udara 41 (pangkalan AU Iswahyudi, Madiun) dan 12 pesawat Tu-16KS masuk menjadi kekuatan Skadron Udara 42, juga di Madiun. Menurut sejarah, AURI bisa memiliki Tu-16 karena upaya gigih Presiden Soekarno yang terus menekan Duta Besar Uni Soviet di Jakarta (Mr. Zhukov), yang kemudian melaporkan kepada Menlu Soviet, Mikoyan. Pada akhirnya diplomasi Presiden Soekarno berhasil dan datanglah kemudian  pesawat-pesawat tempur yang sangat canggih di jamannya itu.
 
Peran Tu-16 dalam Operasi Trikora
 
Saat Presiden Soekarno mengumandangkan Operasi Trikora, Angkatan Perang Indonesia sedang berada pada “puncak kejayaan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar