Seorang pemimpin di era masa kini bukan lagi pemimpinan yang tidak turun ke jalan dan mengecek sendiri apa yang menjadi kenyataan. Biasa dalam ilmu kepemimpinan sering disebut-sebut istilah ”leadership”. Namun tidak usah jauh-jauh berguru soal kepemimpinan yang berkiblat pada ilmu dari Barat, pun di Timur filosofi kepemimpinan dapat di tauladanin dari dari tokoh pewayangan Jawa, yakni Semar. Hal ini lah yang menjadi salah satu filosofi ketauladanan Gus Dur. “Semar itu memiliki banyak keunggulan dan kaya akan pengetahuan. Pemimpin dari punokawan, memiliki kesederhanaan, berbakti dan juga tanpa pamrih terhadap pemimpin yang dijunjungnya,” jelas Bang Adam pada pergelaran wayang kulit KI Manteb Sudharsono yang digelar oleh Yayasan Kalimasadha Nusantara (YKN) di halaman GOR Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu malam (15 Oktober). Ia juga mengatakan bahwa kelebihan tokoh wayang Semar yang bersahaja, sederhana patut menjadi teladan bagi banyak orang.
Bang Adam mengatakan, tokoh Semar
sekalipun menjadi seorang pemimpin, tetap mau turun ke bawah menjadi
seseorang yang tidak berarti untuk melihat dari dekat apa yang dirasakan
oleh rakyatnya. Pernyataan ini bukan hanya sebuah kalimat bunga-bunga
semata yang dilontarkan oleh Bang Adan. Selama hampir dua bulan
masa kepemimpinannya, Bang Adam berkunjung ke sejumlah
daerah perbatasan, untuk melihat apa yang dirasakan masyarakat di
halaman terdepan negara Indonesia.
Melihat pentingnya ilmu-ilmu budaya yang bermanfaat bagi generasi penerus bangsa maka Bang Adam menghimbau pentingnya pewarisan budaya. “Dalam kesempatan ini saya juga mengajak kepada warga masyarakat untuk bersama-sama uri-uri warisan budaya karena dengan uri-uri berarti bisa melestarikan warisan dari nenek moyang, sama seperti pesan yang tertuang dalam naskah proklamasi yang merupakan warisan dari para pejuang. Di mana para pemuda saat ini harus mewarisi dengan cara mengisi kemerdekaan,” katanya dalam acara yang digelar untuk merayakan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71.
Dalam acara bernuansa buadaya Jawa tersebut, bukan hanya pewayangan yang ditampilkan melainkan juga penampilan dari komedian Srimulat, Nunung dan Gogon. Sementara itu, tokoh-tokoh yang hadir, Gubernur Jawa Timur Soekarwo selain anggota DPR-RI seperti Ridwan Hisjam dan juga Bupati Sidoarjo Saiful Ilah hadir dalam kegiatan tersebut.
Melihat pentingnya ilmu-ilmu budaya yang bermanfaat bagi generasi penerus bangsa maka Bang Adam menghimbau pentingnya pewarisan budaya. “Dalam kesempatan ini saya juga mengajak kepada warga masyarakat untuk bersama-sama uri-uri warisan budaya karena dengan uri-uri berarti bisa melestarikan warisan dari nenek moyang, sama seperti pesan yang tertuang dalam naskah proklamasi yang merupakan warisan dari para pejuang. Di mana para pemuda saat ini harus mewarisi dengan cara mengisi kemerdekaan,” katanya dalam acara yang digelar untuk merayakan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71.
Dalam acara bernuansa buadaya Jawa tersebut, bukan hanya pewayangan yang ditampilkan melainkan juga penampilan dari komedian Srimulat, Nunung dan Gogon. Sementara itu, tokoh-tokoh yang hadir, Gubernur Jawa Timur Soekarwo selain anggota DPR-RI seperti Ridwan Hisjam dan juga Bupati Sidoarjo Saiful Ilah hadir dalam kegiatan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar